Usianya memang baru menginjak 35 tahun, tapi jangan remehkan
prestasinya. Etyk Nurhayati berhasil menjadi Guru Berprestasi 2015
tingkat nasional yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag).
Etyk
menuturkan, penetapan dirinya sebagai guru teladan melalui seleksi
ketat. Tahapan seleksi dimulai dari tingkat kabupaten dan berhasil
lolos. Di tingkat provinsi, kompetensinya kembali diuji melalui
penilaian portofolio dan presentasi karya ilmiah.
"Waktu di MTs
(Madrasah Tsanawiyah) Sleman Kota, setiap April ada seleksi tingkat
madrasah diajukan ke kabupaten. (Saya) Juara 1. Lalu, tingkat provinsi
ada 2 penilaian portofolio dan presentasi karya ilmiah di depan dewan
juri," kata Etyk saat ditemui di tempat mengajarnya MTs Negeri Piyungan,
Bantul, Rabu (25/11/2015).
Atas prestasi itu, Etyk maju menjadi wakil Provinsi DI Yogyakarta di Jakarta. Ibu 3 anak itu kemudian dikarantina selama 3 hari di Ibu Kota dan menjalani tes kemampuan dasar dan bahasa.
Ia juga diminta untuk menerangkan hasil penelitiannya tentang upaya
meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang sisi datar dengan menggunakan
metode pembelajaran
problem-based instruction pada siswa kelas VIII MTsN Sleman Kota. Pada 17 Oktober 2015, ia ditetapkan sebagai guru berprestasi dan teladan.
"Di
Jakarta diambil lima besar. Portofolio saya peringkat 1 dari 33
provinsi," ujar perempuan yang pernah meraih UNY Award 2013 itu.
Sebelum
itu, Etyk diangkat sebagai kepala sekolah pada 9 September lalu.
Jabatan itu didapatkannya setelah melalui serangkaian tes di Kemenag.
Saat itu, tutur Ety, ia termasuk dalam 4 guru yang lolos verifikasi dari
total 40 guru yang ikut tes kepala sekolah.
"Pengangkatan kepala sekolah sekarang harus atas
assesment.
Nah, saya ikut tes uji kompetensi pada 22 agustus lalu. Ada 40 orang
se-DIY, yang lulus 4 orang. Tesnya tertulis dan wawancara. Banyak yang
gugur karena administrasi," terang dia.
Walau menjabat kepala sekolah, Etyk tidak berhenti mengajar matematika
untuk siswanya. Mata pelajaran yang dianggap sebagai momok bagi banyak
siswa dibuatnya lebih menyenangkan agar mereka mudah memahami materi. Ia
juga membuka pintu rumahnya setiap hari Minggu bagi siswa yang belum
memahami pelajaran itu secara gratis.
"Bagi siswa yang kurang paham bisa datang ke rumah. Setiap Minggu, ada kelas gratis bagi 16 siswa," ungkap dia.
Wisudawan
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) terbaik 2012 itu mengaku senang
mengajar sejak kecil. Hampir seluruh keluarganya adalah pendidik. Tidak
mengherankan, jika sejak kecil ia terbiasa dilibatkan mengajar mulai
dari Taman Kanak-Kanak sampai Taman Pendidikan Alquran.
"Keluarga
guru. Kakak saya guru. Di rumah kan (dibuka) taman kanak-kanak. Jadi
kalau ibu enggak ngajar, saya yang ngajar. Senang mengajar seperti TPA
sampai sekarang," tutup Etyk.
Sumber : http://news.liputan6.com
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Guru Berprestasi Tahun 2015 "
Post a Comment